Ditulis oleh: Zarkasi Laros Pada: 26 September 2011 Tags: Bantul, desa, infrastruktur, sutera | Belum Ada Komentar
26 SEPTEMBER 2011
Gusti Kanjeng Ratu Pembayun begitu terkesan dengan lokasi yang baru dia kunjungi. Putri sulung Sultan HB X itu melihat daun Jambu Mete yang tumbuh di sekitar lokasi Translok Karangtengah dihinggapi kokon sutera yang saat itu menjadi kepompong. GKR Pembayun lantas memberi tahu potensi ekonomi ulat tersebut. “Dulu, kami basmi semua ulat itu. Kami kira itu hama,” kata pengelola wisata Karangtengah Pargiyanto, penasehat kelompok sadar wisata.
Itu terjadi pada peresmian Translok Karangtengah, Imogiri, Bantul, DIY, sekitar 40 menit waktu tempuh dari pusat kota Yogyakarta, pada 2005 lalu. Sekitar 20 Kepala Keluarga transmigran asal Bantul balik kucing karena lokasi transmigrasi mereka dilanda konflik. Atas kebijakan Sultan HB X yang merupakan gubernur DIY, mereka yang kembali dan tidak punya apa-apa diberi tanah 300 meter persegi sebagai tanah rumah dan 2000 meter persegi sebagai tanah garapan pertanian.
Ulat sutera tersebut bak membawa berkah bagi warga Desa Karangtengah. Desa dengan kontur tanah berbukit dan tandus tersebut mendapat perhatian serius dari putri sultan. Beberapa langkah telah dilakukan Pembayun untuk memanfaatkan potensi sutera yang memiliki warna emas tersebut. Pembayun menggandeng BUMN sekelas Garuda Airways agar penumpang asal Jepang dengan destinasi Yogya melakukan reboisasi di bukit Karangtengah. Hasilnya, kini terdapat sekitar sepuluh hektar bukit telah hijau dengan berbagai jenis tanaman dan menyisakan 15 hektar bukit yang tidak bisa ditanami.
Pembayun juga menggandeng perusahaan pemintal sutera dunia, Royalsilk, dalam kegiatan ini. Perusahaan sutera asal Jepang itu merupakan penadah kokon sutera yang dipanen penduduk. Itu sebabnya warga Jepang destinasi Yogyakarta diwajibkan menanam di Karangtengah. Dalam satu tiket Garuda sudah teralokasi satu pohon sumbangan untuk Karangtengah yang tandus. One passenger, one tree.
Pembayun juga terus berusaha mengkampanyekan visi Desa Karangtengah yang akan menjadi destinasi wisata. Soal reboisasi bukit tandus, dia juga menggandeng swasta lain semacam BNI untuk mendukung Karangtengah. BNI lantas menggerojok Rp 2 miliar sebagai stimulus untuk menyulap rumah warga menjadi homestay. BNI juga menghijaukan salah satu bukit dengan Jambu Mete sehingga kini salah satu bukit dikenal dengan Bukit Hijau BNI.
Beberapa infratruktur pendukung juga telah dibangun menuju kawasan agrowisata. Jalan aspal selebar 2,5 meter dan sumur pompa melengkapi keberadaan listrik yang telah sejak dulu ada. Akses komunikasi seluler juga telah lancar.
Berkah ulat sutera tersebut sebenarnya hanya melengkapi potensi ekonomi yang ada di Karangtengah. Bantul layak disebut sebagai kota pengrajin karena tujuh puluh persen warganya merupakan pengrajin, baik buruh maupun majikan. Empat puluh persen ekspor kerajinan DIY disumbang oleh warga Bantul. Sehingga, kerajinan merupakan napas kehidupan bagi warga Bantul, termasuk penduduk Desa Karangtengah. Lima menit dari Desa Karangtengah, juga terdapat lokasi makam raja-raja Yogyakarta yang selalu dibuka tiap hari Selasa dan Jumat.
Karangtengah mempunyai beberapa kerajinan yang telah mendapat simpati dari masyarakat. Ada batik tulis dengan pewarna alam, kerajinan aksesoris berbahan dasar kayu dan pembuatan sarung keris. Selain itu, juga tumbuh home industry bertajuk jajanan. Ada bakpia, kacang mete, gula jawa, dll.
Maka, sebenarnya konsep agrowisata yang seharusnya didominasi oleh pameran hasil pertanian perlu ditinjau ulang sebelum melekat dengan Karangtengah. Dengan karakteristik penduduk dan berkah alam yang serbaterbatas, konsep pengembangan kawasan wisata lebih pas dengan Karangtengah. Bukit tandus yang kering di sana, perlu direboisasi dan dijaga demi kesejahteraan masyarakat Karangtengah. Sedangkan makam raja-raja Yogyakarta, bisa dijadikan sebagai wisata utama meski makam hanya dibuka pada dua dari tujuh hari yang ada.
Lain kali saat anda memasak, jangan membuang kulit kering dari bawang. Karena, kulit bawang merah itu telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Berdasarkan keterangan para peneliti dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Plant Foods for Human Nutrition, kulit kering terluar dari bawang itu kaya serat dan Flavonoid. Sementara pentol bawang itu mengandung kandungan belerang.
"Sampah dari bawang merah merupakan sebuah sumber dari kandungan alamiah, karena sayuran ini kaya akan kandungan yang menghasilkan manfaat untuk kesehatan manusia," kata Vanesa Benitez, seorang peneliti dari Departmen Of Agricultural Chemistry University of Madrid, Spanyol seperti dikutip dari Times of India.
Kelompok peneliti Benitez bekerja bersama ilmuwan dari Universitas Cranfield Inggris telah melakukan eksperimen laboratorium. Mereka meneliti kemungkinan penggunaan dari setiap bagian dari bawang.
Berdasarkan penelitian itu, kulit bawang kering mengandung serat diet yang tinggi. Kulit bawang juga mengandung kandungan phenolic, seperti quercetin dan flavonoid, dan zat metabolis lain yang memiliki khasiat sebagai obat. Dua lapisan terluar dari bawang juga mengandung serat dan Flavonoids.
"Memakan serat mengurangi resiko penyakit jantung, keluhan lambung, kanker usus besar, diabetes tipe 2, dan obesitas," tambah para peneliti.
Sumber: antaranews.com
0 komentar:
Posting Komentar