MAENPUKULAN KHAS BETAWI RAWA BELONG
Kata Cingkrig berasal dari ungkapan Bahasa Betawi yakni Jingkrak-jingkrik atau Cingkrak-cingkrik yang dapat diartikan gesit dan lincah. Oleh karena itu disetiap gerakan Cingkrig dibutuhkan kegesitan dan kelincahan, hal ini mengacu pada gerakan natural dari gerakan kera yang sangat gesit dan lincah, hingga dikembangkan menjadi sebuah jurus Silat (maenpukulan) yang lincah dan atraktif dalam setiap serangan yang sekaligus merupakan pertahanan dan pertahanan sekaligus juga serangan.
Kata Cingkrig disini menggunakan hurup “G” pada hurup terakhirnya, bukan Cingkrik yang menggunakan hurup “K” pada hurup terakhirnya, hal ini mengacu pada kebiasaan logat Betawi dimana akhiran hurup “k” bisa berubah jadi “g” seperti kata beduk menjadi bedug, gerobak menjadi gerobag, gubuk menjadi gubug dan lain sebagainya
Alkisah dimasa lalu, banyak orang Rawa Belong yang menimba dan menuntut ilmu ke daerah Kulon (tidak dapat dipastikan tempatnya) karena berdasarkan informasi dari para orang tua, bahwa daerah Meruya dan Tanggerang sudah dianggap Kulon oleh orang-orang Rawa Belong pada waktu itu. Mereka menimba ilmu dengan belajar Ilmu Agama dan juga Ilmu beladiri, baik itu ilmu olah bathin maupun ilmu olah kanuragan.
Ki Ma’ing sangat terkesan dengan gerakan Kera tersebut, hampir setiiap hari Ki Ma’ing mendatangi Kera tersebut untuk mempelajari dan menganalisanya, setiap gerakan pertahanan si Kera diiringi dengan serangan yang lincah, dan begitu pula sebaliknya setiap gerakan serangan merupakan juga pertahanan dengan kombinasi antara kaki dan tangan yang begitu gesit dan lincah. Dari pengamatan gerakan natural Kera tersebut serta ketekunannya berlatih, oleh Ki Ma’ing dikembangkan menjadi gerakan jurus silat yang kemudian hari dikenal dengan sebutan CINGKRIG.
Ki Ma’ing menyebarluaskan dan menularkan jurus-jurusnya itu kepada murid-nuridnya yang pada masa itu mulai di kenal dengan sebutan Maenpukulan Cingkrig, karena sebelumnya orang Rawa belong hanya mengenal Cingkrig dengan sebutan Maenpukul. Ki Ma’ing menurunkan Maenpukulan ini kepada murid-muridnya diantranya yang di kenal: Ki Saari, Ki Ali, Ki Ajid.
Kong Wahab juga mengembangkan maenpukulan ini serta mengajarkan kepada murid-muridnya, di antaranya; anaknya sendiri yaitu Babe NUR.
“ Ki Goning yang mengembangkan di wilayah Kemanggisan dan sekitarnya dan mempunyai murid diantaranya; Babe Hamdan, Babe Usup Utay dan sekarang di kembangkan oleh Bapak Tubagus Bambang.
“ Ki Legot yang mengmbangkan di wilayah Muara Angke, Pesing dan sekitarnya.
“ Ki Sakam yang mengembangkan di wilayah Depok dan sekitarnya dan sekarang di kembangkan oleh Babe Popon
“ Kong Hayat yang mengembaqngkan dan mengajarkan kepada murid-muridnya di antaranya; Kong Majid, Kong Acik (Munasik), dan yang masih mengembangkan dan mengajarkan maenpukulan cingkrig dari Kong Hayat saat ini di antaranya; Bang Satria Jaya
Kong Acik pertama kali belajar cingkrig kepada Kong Hayat karena kemauan dan tekadnya yang keras untuk mengetahui cingkrig lebih dalam, kong Acik memperdalam pelajarannya kepada Ki Ajid, Ki Saari dan juga Ki Ali.
Belum puas dengan hasil yang di dapatkannya, Kong Acik sering bersilaturahmi ke berbagai perguruan aliran lain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.
Perguruan yang di kunjungi bukan Cuma yang di Jakarta saja, tetapi sampai ke Tanggerang, Depok, Bekasi bahkan sampai Cianjur dan Garut, serta bukan hanya silat asli indonesia saja tetapi juga yang dari luar seperti Karate, taekwondo dan Kuntaw.
Dan akhirnya Kong Acik berhasil memadukan jurus cingkrig dengan gerak dan tekhnik yang di dapat dari aliran lain tanpa merubah atau menghilangkan jurus dasar cingkrig itu sendiri.
Maka oleh karena itulah Kong Acik menambahkan nama Gerak Cipta di belakang nama Cingkrig sebagai identiras/ciri dari aliran ini.
Saat ini salah satu murid Kong Acik yang masih mengajarkan Cingkrig Gerak Cipta yang juga masih keponakan beliau sendiri yaitu Bang Amri bin H. Abbas
“ 2. Langkah Dua
“ 3. Langkah Tiga
“ 4. Langkah Empat
“ 5. Langkah Lima
Namun yang paling penting adalah JANGANLAH KITA MELUPAKAN SEJARAH ASAL-USUL CINGKRIG, yang di bawa dan di kembangkan oleh orang Rawa Belong yakni Ki Ma’ing.
2. Cingkrig
3. Buka Satu
4. Satu Kurung
5. Saup
6. Langkah Tiga
7. Langkah Empat
8. Langkah Lima
9. Lok Be
10. Singa
11. Macan
12. Longok
2. Gerak Beset Gedor
3. Gerak Pasang Pukul
4. Gerak Cingkrig
5. Gerak Sangkol
6. Gerak Rambet
7. Gerak bacok Rimpes
8. Gerak Saup
9. Gerak kodek
10. Gerak Seser
11. Gerak Kosrek/Gobrek
12. Gerak Tiktuk
13. Gerak Bendrong
14. Gerak Lokbe
15. Gerak Sikut Atas
16. Gerak Cakar Macan
17. Gerak Longok
Beberapa istilah dalam Aplikasi sambut Cingkrig Gerak Cipta yaitu;
Bertujuannya melatih gerak tangan dan kaki, kuda-kuda, kelenturan tubuh dalam menyerang dan menghidari serangan.
“ Sambut Rimpes
Bertujuan melatih refleks tangan yang dapat dilatih sambil duduk.
“ Sambut Pintas
Tujuan berlatih sambut pintas yakni agar dapat melumpuhkan lawan dengan cepat/sekali gebrak
Maka dari itu filosopi yang terkandung dalam cingkrig sangat-sangat Islami, seperti yang akan dijelaskan sedikit mengenai filosopi yang terkandung dalam cingkrig Gerak Cipta diantaranya;
Gerak Cipta melambangkan hubungan makluk dengan sang pencipta (Allah SWT.), karena setiap gerak atau langkah kita tidak bisa dipisahkan dengan sang Pencipta, maka wajib menjalankan apa yang di perintah dan menjauhi apa yang menjadi larangannya.
“ Lima Langkah dalam Cingkrig
Lima Langkah melambangkan Sholat Lima Waktu yang wajib didirikan sehari semalam, karena Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, maka ini dapat berfungsi sebagai peredam emosi dalam cingkrig yang bersifat keras.
“ Gerak Dasar
Gerak Dasar yang berjumlah Tujuh belas melambangkan tujuhbelas rokaat dalam sholat wajib.
“ Jurus
Jurus dalam Cingkrig Gerak Cipta ada dua belas di tambah satu Pancer melambangkkan tiga belas Rukun Sholat.
“ Awal Gerak
Setiap mengawali gerakan Silat Cingkrig Gerak Cipta selalu di awali dan di akhiri dengan mengangkat kedua belah tangan dengan cara telapak tangan menghadap keatas setinggi dada, melambangkan setiap gerak dan langkah diawali dengan Do’a dan di akhiri dengan Syukur
0 komentar:
Posting Komentar